Home >Unlabelled > DAUR BIOGEOKIMIA (DAUR AIR)
DAUR BIOGEOKIMIA (DAUR AIR)
Posted on Thursday, August 1, 2013 by Kozain Park
DAUR BIOGEOKIMIA
Definisi dan Fungsi
Daur Biogeokimia
Biogeokimia
adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer
yang hidup dengan tak hidup.
Fungsi
Fungsi Daur
Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur
kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik
maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
Macam-macam
Daur Biogeokimia
- Daur Nitrogen
- Daur Karbon dan Oksigen
- Daur Air
- Daur Belerang
- Daur Posfor
DAUR AIR
A.PENGERTIAN DAUR AIR
Air memang
diperlukan bagi kehidupan kita. Kegunaan air antara lain untuk keperluan
rumah tangga, pertanian, industri, dan tidak terkecuali untuk pusat
pembangkit listrik. Untungnya, air senantiasa tersedia di Bumi. Air
yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari berasal dari suatu proses yang
cukup panjang yang disebut daur air.
Daur air merupakan suatu proses dimana air mengalami
perputaran dari bumi ke atmosfer dan akan kembali ke bumi. Siklus air atau
Siklus hidrologi melibatkan pertukaran energi panas, yang menyebabkan perubahan
suhu. Misalnya, dalam proses penguapan, air mengambil energi dari sekitarnya
dan mendinginkan lingkungan. Sebaliknya, dalam proses kondensasi, air
melepaskan energi dengan lingkungannya dan memanaskan lingkungan. Siklus air
secara signifikan berperan dalam pemeliharaan kehidupan dan ekosistem di Bumi. Hal itu terjadi secara terus – menerus melalui tahapan
– tahapan sebagai berikut :
1. Tahap evaporasi (
penguapan )
Air yang berada baik yang
berasal dari danau, sungai, lautan, tanah atau permukaan daun tumbuhan (lebih
dikenal dengan transpirasi) akan mengalami evaporasi atau penguapan karena
adanya pengaruh suhu panas yang berasal dari sinar matahari. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap
tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik uap tersenut berasal dari lautan.
2. Tahap presipitasi
(pengendapan )
Setelah air mengalami
proses penguapan maka akan menghasilkan butir – butir uap air. Uap air tersebut
akan naik serta berkumpul di udara dan lama–kelamaan udara tersebut akan penuh
sehingga udara tidak mampu menampung uap air yang cukup banyak. Jumlah air yang
menguap dari lautan melebihi presipitasi di atas lautan dan kelebihan uap air
dipindahkan angin ke daratan.
3. Tahap kondensasi
(pengembunan)
Pada saat melokul-molekul
air di atmosfer bergerak mengikuti pola angin, kelembaban udara menyebabkan
suhu menjadi lebih dingin. Dengan
adanya perubahan suhu yang cukup dingin, uap air tersebut terkondensasi menjadi
titik – titik air membentuk awan ( awan mendung ). Titik – titik air yang
membentuk awan tersebut akan turun menjadi hujan atau salju. Ketika hujan jatuh
di daratan, beberapa diantaranya menjadi air permukaan, mengalami penguapan dan
terserap di dalam tanah (yang tidak diserap akan menjadi
mata air). Air bergerak ke
dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju permukaan
air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler, atau air dapat bergerak
secara vertikal (perlokasi) atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
Sebagian air ini mengalir
ke bawah melewati tanah dan bebatuan, kemudian tersimpan dalam tanah atau di
bawah danau yang disebut sebagai air tanah dalam. Sebagian lagi mengalir ke
permukaan tanah membentuk aliran air dan sungai, yang nantinya akan membawa air
ke lautan. Sebagian air disserap oleh tumbuhan, digunakan untuk proses
metabolisme dan mengembalikannya ke udara melalui transpirasi dan evaporasi dari
permukaan tanah menghasilkan kumpulan uap air yang disebut awan, yang akan
melepaskan air sebagai hujan dan memuai siklus
lagi.Hal tersebut terjadi secara
terus menerus tanpa berhenti.
Proses
fotosintesis dan Transpirasi pada tumbuhan juga merupakan salah satu proses
siklus hidrologi. Dalam proses fotosintesis, Klorofil (zat hijau daun) dan
molekul air (H2O) dengan bantuan cahaya matahari membentuk karbohidrat dan
molekul organik lainnya serta melepaskan oksigen ke udara. Oksigen yang
tersebar di udara kemudian terpecah dan bersenyawa dengan atom Hidrogen,
membentuk ikatan Kovalen menghasilkan air. Air kemudian turun dalam bentuk
hujan dan meresap dalam tanah untuk kemudian diserap oleh akar tumbuhan dan
dikirim kembali ke daun dimana proses fotosintesis dan Transpirasi terjadi.
Siklus air
berbeda dengan siklus lainnya karena sebagian besar aliran air melalui
ekosistem terjadi melalui proses fisik, bukan proses kimia. Selama evaporasi,
presipitasi dan transpirasi air tetap mempertahankan bentuknya sebagai H2O.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAUR AIR
1) Hutan
yang gundul akibat penebangan hutan secara liar.
2) Pembakaran
hutan untuk membuka lahan perindustrian.
3) Pembangunan
jalan dengan pengaspalan baik di kota maupun di desa.
Kegiatan – kegiatan tersebut
mempengaruhi proses penyerapan air ke dalam tanah, sehingga saat hujan tidak
merasap ke dalam tanah melainkan akan menjadi bencana seperti banjir dan kegiatan
distribusi tak lancar maka terjadi kekeringan seperti di Indonesia.
C. UPAYA PENGHEMATAN PADA AIR
·
Menutup kran air segera
setelah tempat penampungan air tersebut terisi penuh sehingga air tidak
terbuang cuma–cuma.
·
Memanfaatkan air bekas
cucian apapun kecuali air bekas yang sudah tercampur zat kimia seperti sabun,
deterjen dan lainnya, untuk menyiram tanaman (mangga dan bunga– unga ).
·
Tidak mencuci kendaraan
setiap hari, hal itu akan mengakibatkan pemborosan akan menggunakan air.
·
Menggunakan air seperlunya
saja tidak berlebih – lebihan dalam penggunaan air bersih.
Powered by Blogger.